Perayaan HUT Cancer Information and Support Center (CISC) ke 12
Bersama teman teman CISC |
3:42 AM by Tri Wahyuni Zuhri 8 Comments A+ a-
Bersama teman teman CISC |
2:44 PM by Tri Wahyuni Zuhri 1 Comments A+ a-
Para pemenang dan finalis KNG 2015 berfoto bersama |
Para Finalis KNG 2015 |
Berfoto di depan banner KNG 2015 |
1:12 PM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-
Para finalis Kartini Next Generation (KNG) 2015 |
Banner Kebanggaan KNG 2015 :) |
Saya termasuk grup B saat penjurian |
Saat presentasi di depan para Juri |
3:16 AM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-
Yu, coba bawakan ikan bakar ini ke tempat kakakmu. Istrinya pasti suka ikan bakar ini,"kata mama suatu hari kepadaku sambil menyiapkan ikan yang di bakar di dapur rumah kami.
Di lain kesempatan lagi, mama berkata,"Jangan dulu dipotong kuenya. Nanti saja sekalian sama-sama tunggu kakakmu dan istrinya." Saat itu ulang tahun bapak, dan kami telah menyiapkan kue tart sederhana untuk di nikmati bersama. Lagi-lagi, mama meminta menunggu kedatangan kakak dan keluarga kecilnya.
Mama bukan hanya seorang mama yang luar biasa di mataku, tetapi juga di mata para menantunya alias istri kakak kakakku. Mama tidak pernah membedakan kasih sayang diantara mantu mantunya. Apalagi, mama selalu memperhatikan anak dan mantunya, terlebih para cucu.
Pernah suatu ketika saat suami saya datang dari luar kota, mama langsung membuat perkedel jagung kesukaan suami. Dan hal itu terjadi berulang kali setiap saat suami datang kerumah dari lokasi tempat bekerja.
"Mama pasti sudah buat perkedel kesukaanku ya?"tanya suami dengan penuh senyum manis. Serta merta aku tertawa mendengar pertanyaannya yang sebenarnya tidak perlu dijawab lagi.
Tapi begitu, tetap saja mama bisa berlaku tegas kepada anak dan mantunya, apalagi dengan tujuan kebaikan. Mama adalah orang yang sportif dan terbuka. Mama akan langsung bicara blak blakan bila ada sesuatu yang tidak pas dalam hatinya. Baginya, lebih baik bicara langsung dari pada disimpan di hati, bisa jadi penyakit hehehehe...
Mama memang ibu sekaligus mertua yang paling keren di muka bumi ini :)
#Tulisan ini dikutkan dalam rangka memperingati hari Kartini 21 April #K3BKartinian yang di selenggarakan oleh Kumpulan Emak Emak Blogger (KEB)
1:05 AM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-
2:55 PM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-
Beberapa waktu lalu, saya menerima sebuah SMS dari seorang sahabat, mba Dwi Rahmawati. Isi SMS mba Dwi mengucapkan selamat atas dimuatnya profil saya di rubrik sosok Harian Tribun Kaltim.
Tentu saja, saya menjadi kaget campur bahagia membaca berita itu. Langsung saja, saya coba mencari harian Tribun Kaltim tersebut. Saya langsung menelpon loper koran langganan saya dan menanyakan apa masih menyimpan stok koran tersebut.
Alhamdulillah, loper Koran langganan saya masih menyimpan stok koran itu. Jadi langsung saja saya bisa membaca isi Koran itu :). Terima kasih ya Tribun Kaltim
Terima kasih juga loper Koran langganan saya :)
1:14 AM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-
"Mengapa judul bukunya Kanker Bukan Akhir Dunia?"
"Kok milih judul bukunya begitu sih? Kanker Bukan Akhir Dunia?"
"Judulnya tegas banget !"
"Saya suka judul buku Kanker Bukan Akhir Dunia. Optimis".
Entah begitu banyak lagi komentar keluarga, sahabat, teman bahkan pembaca buku Kanker Bukan Akhir Dunia yang saya tulis. Biasanya kalau sudah begini, saya harus menjelaskan mengapa memilih judul itu.
Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa saya memilih judul itu. Tentu saja memilih judul itu berdasarkan dua sudut pandang. Pertama, sudut pandang saya sebagai penulis, dan kedua, sudut pandang saya sebagai survivor kanker.
Nah, dari sudut pandang sebagai penulis, saya belajar banyak dari para penulis penulis senior dan buku buku terkait penulisan hehehehe.. Pemberian judul pada karya khususnya buku, bisa dikatakan gampang gampang susah. Judul merupakan point penting dalam sebuah karya.
Biasanya, salah satu yang menarik perhatian pembaca pada sebuah buku dengan pertimbangan judul buku tersebut. Jadi pemilihan judul memang kadang memeras pikiran hehehe.. Bahkan ada penulis yang harus mencari inspirasi dulu demi mencari sebuah judul. Begitu juga dengan saya yang harus jumpalitan mencari judul buku.
Sehingga saya pun akhirnya memilih judul Kanker Bukan Akhir Dunia. Judul yang pas dan langsung menggambarkan isi hati saya sebagai survivor kanker. :). Ya, saya memilih judul ini memang ada banyak pertimbangan juga.
Selaku survivor kanker, saya mengerti bagaimana perasaan seseorang saat menerima vonis kanker pertama kalinya. Rasanya seperti gado gado, campur sari tidak menentu. Galau, gelisah, sedih, kaget, syok, pokoknya macam macam deh. Bahkan ada pula yang menganggap kanker itu sebagai vonis bahwa hidup tidak lama lagi dan tidak ada kesempatan untuk sembuh .
Setelah melewati berbagai proses dan waktu, ada saatnya seorang survivor kanker itu bisa iklas menerima vonis tersebut. Namun ada pula yang belum bisa menerima vonis itu dan tenggelam dalam kegalauan tingkat tinggi. Dengan buku Kanker Bukan Akhir Dunia, saya coba menguatkan diri saya sendiri serta para pembaca lainnya, bahwa vonis kanker bukan berarti harga mati tidak ada masa depan. Bukan seperti itu...
Walaupun tervonis kanker, kita masih bisa terus berdoa, berikhitar dan berusaha. Banyak cara yang bisa ditempuh setelah tervonis kanker khususnya dalam menjalani pengobatan untuk mencapai kesembuhan. Kita pun masih bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang yang normal, tentu dengan tidak memaksakan diri sesuai dengan kondisi tubuh. Atau bisa melakukan hal-hal baik dan bahkan bisa berbuat kebaikan untuk sesama.
Terlepas apakah kita dapat sembuh ataupun tidak dari kanker, bagi saya itu urusan belakangan. Yang terpenting bagaimana kita bisa terus berdoa, berusaha, dan berjuang melawan kanker. Seiring perjalanan melawan kanker, kita bisa maknai dengan melakukan banyak hal baik dan positif lainnya. Biarlah untuk Masalah kesembuhan, kita pasrahkan kepada Allah... :)
5:18 AM by Tri Wahyuni Zuhri 0 Comments A+ a-