Papsmear? Apaan Tuh?

7:24 AM 0 Comments A+ a-



"Mau test papsmear? Apa tidak takut?" tanya mama suatu hari, saat saya menyatakan ingin melakukan test papsmear ke dokter kandungan.

Saya mengangguk pasti, "Iya ma, aku ingin coba test papsmear.  Mudah-mudahan aman saja".

Ada rona cemas dan ragu yang saya baca dari mata mama

"Kenapa sih harus cek papsmear segala?  Urusan pengobatan kanker tiroidmu kan belum selesai.  Nanti malah kepikiran, lho".

"Lebih baik mengetahuinya dari awal kan, ma.  Bukankah deteksi dini akan lebih baik dari pada telat," jawab saya diplomatis.  Mama saya hanya bisa mengangguk-angguk mendengar jawaban saya.

Well, sejak di nyatakan tervonis kanker tiroid beberapa waktu silam, saya memang agak sedikit lebih care sama kondisi tubuh saya.  Terkena vonis kanker tiroid stadium lanjut, membuat saya terasa 'tertampar', karena tidak memperhatikan sinyal-sinyal yang telah di berikan oleh tubuh, namun kerap saya acuhkan.  Karena tidak ingin terulang lagi, saya secara dini berusaha melakukan pemeriksaan sendiri pada kondisi tubuh saya.  Ya, termasuk memutuskan untuk melakukan papsmear di dokter kandungan.

Eitts.. , jangan parno dulu ya :)  Sebenarnya papsmear ini sangat di anjurkan untuk perempuan produktif yang telah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual.  Tujuan tentu saja sebagai deteksi dini pencegahan kanker serviks, yaitu kanker mulut rahim yang merupakan penyakit kanker mematikan bagi kaum perempuan selain kanker payudara.

Kenyataannya di Indonesia, tidak banyak perempuan yang paham mengenai papsmear dan apa manfaat dari papsmear.   Sebaiknya, test papsmear ini dianjuran dilakukan minimal 2 tahun sekali pada perempuan.   Dari test papsmear ini kita bisa mengetahui apakah adanya virus Human Papilloma (HPV) yang bisa berpotensi menjadi sel kanker serviks.  Sebenarnya virus HPV ini membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 10 tahunan lebih untuk berubah menjadi kanker.  Jadi, apabila bisa terdeteksi dari awal, tentu saja akan mempermudah proses penyembuhan serta mencegah berubah menjadi sel kanker serviks. 

Cara test pap smear ini sebenarnya bisa di lakukan di mana saja, antara lain di praktek dokter kandungan, di rumah sakit, bahkan ada pula di puskesmas.  Tentu saja asal tersedia alat yang di butuhkan serta tenaga medis yang memang ahli di bidangnya.    Saya sendiri memilih datang ke dokter kandungan untuk melakukan test papsmear ini dengan berbagai pertimbangan, salah satunya karena dokter tersebut sudah sering menangani saya saat hamil dan melahirkan.  

Sebelum di lakukan papsmear, biasanya akan di lihat dulu jadwal menstruasi oleh dokter.  Bila saat itu kita sedang menstruasi atau baru selesai menstruasi, biasanya dokter akan meminta kita menunda papsmear sampai kondisi benar-benar terbebas dari masa mensturasi :)   Untuk metode papsmear sendiri, dokter akan memasukkan alat khusus  melalui vagina (upps.. maaf), serta mengambil sedikit sampel dari dinding rahim.  

Setelah itu, hasil sampel pun akan dikirim ke laboratorium untuk di periksa lebih lanjut.  Biaya papsmear memang agak beragam.  Saya sendiri harus mengeluarkan dana sebesar Rp. 350 ribu untuk pengambilan sampel papsmear sekaligus pemeriksaan hasil sampelnya.  Untuk pemeriksaan laboratorium sendiri, dokter kandungan saya lebih memilih untuk mengirimkannya ke Surabaya,  sehingga memakan waktu 2 -3 minggu untuk mengetahui hasil papsmear tersebut.  Apabila dari hasil papsmear menunjukkan hasil normal, biasanya dokter akan menyarankan di lakukan vaksinasi untuk mencegah kanker serviks.  Vaksin ini di lakukan sebanyak 3 kali dengan rentang waktu tertentu.  Syukur alhamdulillah, hasil papsmear saya menunjukkan hasil yang bagus. 

Oh ya, untuk berbagai kasus-kasus tertentu,  misalnya  baru di ketahui seorang perempunan terlambat terdeteksi ataupun baru mengetahui kena kanker serviks, biasanya di tandai dengan berbagai gejala.  Misalnya saja terjadi pendarahan abnormal terus menerus, ataupun siklus menstruasi yang tidak beraturan seperti normalnya.  Apabila ada menemukan gejala seperti itu, jangan di diamkan.  Sebaiknya segera di periksa ke dokter yang memang menangani hal tersebut.  :)




Resensi Buku Tak Mau Kalah (Mereka yang Berhasil Melawan Kanker) Mukhransyah

6:24 AM 0 Comments A+ a-






Judul         : Tak Mau Kalah (Mereka Yang Berhasil Melawan Kanker)
Penulis      : Mukhransyah
Penerbit    : KP Books
Halaman   : 186
Tahun        : 2012

Tidak banyak buku yang berkisah tentang para survivor kanker  yang berjuang melawan penyakit kanker.  Buku Tak  Mau Kalah  yang di tulis oleh Mukhransyah, merupakan salah satu dari buku tersebut.  Buku ini memang sangat menarik bagi saya.  Selain memang isi dari buku yang mengambil tema berani mengenai perjuangan melawan kanker, buku ini pun di tulis oleh Mukransyah yang cukup mumpuni kiprahnya di dunia penulisan.  Mukhransyah saat ini memegang jabatan sebagai pimpinan redaksi dari Tabloid My Mommy, sebuah tabloid yang berbasis di Kalimantan Timur.  Ia pun  sebagai wartawan senior di salah satu surat kabar harian terbesar di Kaltim, yaitu harian Kaltim Post. 

Dalam Buku Tak Mau Kalah ini, di buka dari beberapa pengantar dari tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya.  Sebut saja tokoh dalam bidang kedokteran yaitu,   Prof DR dr Nila F Moeloek  SpM (K), dr. Sonar Soni Panigoro, SpB (K) Onk, M Epid, dr. Arie Ibrahim, Sp BS (K).  Serta Zainal Muttaqin yang saat itu menjabat sebagai chairman Kaltim Post Group.

Ada 5 bab dalam buku ini, di mana pada bab 1 berjudul Pelajaran Berharga dari Kanker,  memuat 10 tulisan  dari Mukhransyah  sendiri yang berjuang melawan kanker tiroid yang di alaminya.  Berawal dari sebuah benjolan kecil yang mulai ia rasakan beberapa tahun sebelumnya.  Awalnya, benjolan tersebut tidak menimbulkan keluhan, terlebih begitu banyak pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya, sehingga ia tidak terlalu memperhatikan benjolan tersebut. 

Ketika ia merasakan gejala-gejala yang kurang nyaman pada tubuhnya, ia pun segera berinisiatif memeriksakan diri  lebih lanjut secara medis.  Ternyata, dari hasil  pemeriksaan tersebut, ia mengetahui telah bersarang kanker tiroid  dalam tubuhnya.  Keinginan untuk sembuh begitu tinggi bagi dirinya.  Mukhransyah pun segera melakukan  serangkaian pengobatan kanker tiroid, mulai dari operasi pengangkatan tiroid hingga terapi ablasi yang menggunakan iodine  131, atau yang sering di sebut radioaktif nuklir.
Dalam buku ini, Mukransyah menjelaskan secara runut dan rinci  berbagai pengalamannya menghadapi kanker.  Kepiawaiannya sebagai wartawan, memang tidak bisa di ragukan, ini terlihat bagaimana  ia menjelaskan kanker tiroid tersebut, termasuk dengan memberikan data valid dan hasil wawancara dengan nara sumber yang berkompeten dalam bidangnya.  Membaca buku ini, membuat pembaca tidak hanya bisa mengambil hikmah dari pengalamanan Mukransyah dalam menghadapi kanker, tetapi juga bisa mengetahui seperti apakah kanker tiroid dan pengobatannya.

Bab 2  yang berjudul Berjuang Untuk Harapan dan Cinta, terdiri dari 6 tulisan.  Bab ini berkisah mengenai perjuangan Rasminawati, seorang survivor kanker usus besar.  Perjuangan Rasminawati memang sungguh luar biasa,  ia  memiliki keinginan kuat untuk sembuh.  Ia dengan semangat mengikuti serangkaian pengobatan kanker yang tidak hanya menguras tenaga, namun pula biaya tidak sedikit.   Bila melihat Rasminawati, orang tentu tidak menyangka ia adalah survivor kanker yang telah berjuang melawan kanker. Ia menegaskan selain pengobatan,  motivasi dari orang-orang terdekat bagi penderita kanker sangat penting untuk menunjang kesembuhan.

Demikian kisah-kisah yang terdapat pada bab-bab selanjutnya yang mencerminkan mengenai perjuangan para survivor kanker yang tidak pantang menyerah.  Membaca buku ini, membuat saya sebagai salah satu survivor kanker merasa lebih bersemangat dan termotivasi untuk sembuh. Selaku pembaca, kita tidak hanya mengetahui sejauh mana bahaya kanker serta pengobatannya yang memerlukan perjuangan panjang dan berliku-liku.  Buku ini memang menjadi salah satu penyemangat yang luar biasa untuk para survivor untuk menaklukkan kanker.  Sedangkan untuk pembaca lainnya,  diharapkan dengan membaca buku ini bisa lebih dini mengenai gejala kanker yang ada.  Atau bisa secara dini melakukan pemeriksaan deteksi kanker melalui pemeriksaan  medis. 

Saya sendiri memberikan  rasa kagum yang luar biasa terhadap kegigihan  penulis yaitu Mukransyah dalam melawan kanker.  Di sela-sela perjuangannya melawan kanker, ia masih men yempatkan diri untuk menuliskan buku luar biasa dan sangat bermanfaat bagi pembaca ini.  Semoga saja buku ini bisa diambil hikmah dan manfaat bagi para pembaca. Amin 

Surat Untuk Anakku, Raisyah

6:21 AM 0 Comments A+ a-





Raisyah, anakku sayang

Entah mengapa malam ini mama ingin menuliskan surat ini untuk Raisyah di blog mama.  Mungkin karena kemarin, Raisyah merayakan  ulang tahun yang ke enam tahun. Mama berharap,   suatu saat,  apabila mama sudah tidak ada di dunia ini, dengan membaca surat ini,  Raisyah akan mengingat cinta dan kasih sayang mama yang tidak habis untukmu.

Raisyah, mama mengingat kembali saat-saat Raisyah akan di lahirkan 6 tahun yang lalu.   Saat itu, dokter Arum, dokter kandungan yang menangani mama, memutuskan melakukan operasi ceasar  untuk melahirkanmu.  Dokter Arum melihat kondisi  mama yang mengalami beberapa masalah saat mengandung Raisyah.  Mama setuju saja, yang  penting mama tetap berdoa agar Raisyah bisa di lahirkan dengan selamat.

Oh ya, mama akan menceritakan beberapa hal yang selalu mama ingat saat mengandung Raisyah.  Setiap kali Raisyah akan di USG oleh dokter, Raisyah selalu tampak malu-malu. dokter pun tidak memberitahukan jenis kelamin  Raisyah saat itu.  Entah apa karena kesulitan melihatnya, atau memang sengaja ingin memberikan kejutan untuk mama. Bahkan  banyak orang yang mengira kalau Raisyah kelak akan di lahirkan sebagai anak lelaki.  

Pada awal-awal masa ngidam, mama mengalami morning sick yang tidak tertahankan.  Raisyah tahu kan morning sick?  Morning sick itu merupakan gejala tidak menyenangkan bagi ibu hamil muda seperti mama saat itu. mama bangun tidur dalam keadaan mual, pusing, lemes bahkan pengen muntah.  Aduh,  tidak terbayang betapa beratnya masa-masa itu.  Tapi mama sekuat tenaga, berusaha tetap makan dan minum.  Mama tidak ingin Raisyah kekurangan makanan dan minuman, hanya karena mama tidak berani melawan rasa ngidam.  Ya, mama berani melakukannya, semua demi Raisyah.

Rasa yang paling membahagiakan, saat Raisyah di lahirkan di dunia ini.  Dokter Arum langsung memperlihatkan Raisyah pada mama, dan mengatakan, “Selamat bu, anaknya perempuan”.

Ya Allah, mama merasa bahagia sekali.  Memiliki anak perempuan merupakan sebuah impian bagi seorang ibu seperti mama.  Mama sudah membayangkan banyak hari-hari yang akan kita lalui bersama.

Raisyah…,
Ah, banyak hal yang ingin mama sampaikan kepada Raisyah.  Mama begitu menyayangi dan mencintai Raisyah. Memiliki Raisyah, membuat mama sebagai seorang ibu yang utuh.  Kedekatan mama dan Raisyah begitu erat, hanya kita berdua yang tahu.  Banyak orang yang menilai wajah kita yang mirip.  Biarlah, toh kita memang seorang ibu dan anak.    Raisyah seperti tidak terpisahkan dari mama. Terkadang, raisyah langsung menangis, bila mama pergi tanpa membawa raisyah serta.  Tentu saja mama tidak berdaya, terlebih saat melihat  tatapan mata Raisyah yang memelas dan meminta mama membawamu.  Akhirnya ,mama luluh juga untuk membawa Raisyah pergi menemani mama.


Raisyah,
Semua kebersamaan kita, seakan terusik, saat mama tervonis kanker.  Raisyah tahu, hati mama benar-benar hancur kala itu.  apalagi dokter sudah memberikan bayangan kemungkinan mama akan lumpuh bila tidak di tangani dengan segera.  Ya, kanker mama sudah memasuki stadium lanjut .   saat itu dalam benak mama, umur mama mungkin tidak selama orang lain di dunia ini. Penyakit kanker yang ada di diri mama terus menerus mengincar hidup mama.  

Seharusnya mama tidak boleh menyerah kan?  Hidup dan mati kita, semua merupakan rahasia Allah.  Tapi, mama bukanlah seorang malaikat.  Mama tetaplah seorang perempuan dan ibu yang suatu ketika bisa rapuh dan sedih.    Satu hal yang mama takutkan saat tervonis kanker, bukan karena kemungkinan mama akan meninggal karena penyakit ini.  


Bukan itu, nak..  Di pikiran mama, hanya Raisyah dan anak-anak mama yang lain.  Bagaimana nasib  kalian, kalau mama tidak ada.  Siapa yang akan mendampingi kalian sampai dewasa? Siapa yang akan menemani masa-masa sulit dan bahagia kalian setiap saat? Dan entah.. begitu banyak pikiran berkecamuk dalam diri mama.

Khususnya kepada Raisyah… hati mama begitu pilu.  Kalau mama tidak ada, siapa yang menjadi pelindung Raisyah? Siapa yang akan mengenalkan dunia ini kepada Raisyah? Siapa yang akan menemani  hari-hari pertama Raisyah bersekolah? Siapa yang akan menjadi tempat Raisyah bercerita, mengadu, dan berkeluh kesah?  Siapa yang akan menjadi kekuatan Raisyah saat  Raisyah merasa takut atau bingung untuk melakukan sesuatu?  Semua pertanyaan demi pertanyaan  berkecamuk di kepala mama.

Raisyah..
Mungkin terkadang, mama terlihat menjaga jarak terhadap Raisyah.  Bahkan membiarkan Raisyah saat menangis ataupun berusaha tegas saat Raisyah melakukan kesalahan.  Bukan.. itu bukan karena mama tidak sayang Raisyah.  Mama terlalu sayang dan mencintai Raisyah. Mama ingin Raisyah tumbuh menjadi anak perempuan yang sholeha, mandiri, kuat, bertanggung jawab.  Hingga suatu ketika, saat mama meninggalkan dunia ini,  mama bisa bahagia di atas sana, karena melihat Raisyah bisa tumbuh menjadi perempuan yang seutuhnya. 

Raisyah,
Apakah Raisyah berfikir mama jahat?  Terkadang mama berusaha untuk tidak sering memelukmu, memanjamu, dan mengajakmu ke tempat yang Raisyah mau.  Mama tidak ingin melukai hati mama dan menyesal terlalu dalam. Kanker dalam diri mama, membuat mama selalu bekejaran dengan waktu dan waktu.  Ketika memelukmu erat,  saat itulah mama menjadi lemah dan sedih.  Di saat itulah mama kadang mengutuk kanker yang menggerogoti tubuh mama. Kanker itu pula yang membuat mama tidak bisa beraktifitas seperti  ibu lain.  mama tidak bisa mengantar dan menjemput Raisyah seperti ibu-ibu lain menjemput anak-anaknya.  mama tidak bisa sering-sering membawa Raisyah berjalan-jalan seprti ibu-ibu lain membawa anak-anaknya jalan.

Mama terkadang berusaha kuat untuk menemani Raisyah. Ingat nggak waktu raisyah meminta mama untuk menemani acara sekolah kunjungan ke toko Gramedia.  Waktu itu kondisi mama benar-benar tidak fit.  Baru dua hari sebelumnya mama keluar dari terapi kemo tulang.  Tapi mama tidak ingin melihat Raisyah sedih.  Dengan sekuat tenaga, mama memaksakan diri untuk menemani raisyah. Yang lebih menyulitkan, saat mama harus menaiki tangga toko buku gramedia untuk menuju lantai dua.  Raisyah sudah duluan berada diatas bersama guru dan teman-teman yang lain.  Kaki mama masih sangat lemah untuk menaiki tangga.  Tapi mama harus kuat.  Dengan perlahan dan memegang pegangan pinggir tangga, mama menaiki tangga tersebut.  syukurlah, mama berhasil ke lantai dua dan menemani Raisyah di acara itu.



Raisyah,
Mama tahu, Raisyah selalu menginginkan mama sehat dan cepat sembuh.  doa-doa itu selalu keluar dari mulut mungil Raisyah.  Raisyah seperti seorang motivator sejati yang terus menerus memompakan semangat pada mama.
“Mama harus sembuh, ya..”
“Alhamdulillah ya Allah, mamaku semakin Sehat..”
“Hore…, mama sudah tidak sakit lagi”.
Entah berapa banyak kata-kata ajaib yang Raisyah ucapkan membuat mama ingin segera sembuh.

Raisyah ingat,
Saat mama di operasi beberapa waktu lalu, Raisyah datang ke rumah sakit dengan membawa boneka Hello kitty kesayangan Raisyah.  Raisyah berbisik pada mama, dan mengatakan “Mama harus sembuh ya.” Raisyah lalu meletakkan boneka itu di samping tempat tidur mama. Raisyah bilang, boneka itu akan menemani mama selama tidur di rumah sakit.   Mama tidak bisa berhenti menangis melihat tingkahmu itu, sayang.  Mama menegaskan dalam hati, mama harus sembuh demi Raisyah.


Atau Raisyah ingat tidak waktu kita hanya berdua di Bontang.  Saat itu mama harus di larikan ke rumah sakit karena mengalami infeksi di pencernaan yang mengakibatkan mama mengalami muntahber.  Raisyah menangis saat mama minta untuk tidur di rumah tante terlebih dahulu.  Raisyah meminta bersama mama di rumah sakit.   Beruntung,  pihak rumah sakit dan perawat mengijinkan Raisyah menemani mama di rumah sakit.  Raisyah sangat mandiri dan bisa mengurus mama ketika itu.  bahkan salah satu pasien di kamar mama, memuji Raisyah yang begitu mandiri dan perhatian sama mama.

Begitu banyak cerita yang ingin mama sampaikan mengenai Raisyah.  Tapi rasanya semua membuat mama ingin menangis mengingatnya.  Betapa cinta dan sayang nya mama terhadap raisyah.  Bila mama boleh meminta,  di hari ulang tahunmu ini,  doakan agar mama bisa sembuh dan terus mendampingi Raisyah sampai dewasa dan bahagia.   Mama ingin terus mendampingi Raisyah melewati hari penuh dengan warna-warni kehidupan ini.

Peluk dan cium untuk Raisyah

Dari mama yang selalu mencintaimu